Saturday, December 26, 2009

Bertengkar dengan Hawa Nafsu Sendiri



Memetik penulisan daripada buku karangan Al-Syahid Sayyid Qutb Abu’l A’la Al-Maududi di dalam buku karangannya “MANHAJ HIDUP MUSLIM,” mengenai kepentingan pengetahuan ;

“Saudara-saudara!, Pada pengetahuan inilah, yang sekarang sedang saya jelaskan pentingnya, tergantung dapat tidaknya anda & anak-anak anda menjadi orang-orang Muslim & hidup sebagai orang-orang Muslim untuk seterusnya.Ini bukanlah hal yang remeh yang boleh anda abaikan. Anda selalu bersikap penuh perhatian dalam mengerjakan sawah lading anda, mengairi & melindungi tanaman-tanaman anda, member makan ternak anda & mengerjakanpekerjaan-pekerjaan yang menyangkut mata-pencarian anda yang lain. Kerana, bila anda tidak bekerja dengan penuh perhatian, anda pasti akan kelaparan dan kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi anda, yakni nyawa anda.

"Maka, kenapa anda tidak bersikap serius & bersungguh-sungguh dalam mencari pengetahuan yang pada pengetahuan inilah tergantung dapat tidaknya anda disebut seorang Muslim & hidup seterusnya sebagai seorang muslim. Bukankah bila anda tidak serius dan bersungguh-sungguh, anda boleh diancam bahaya kehilangan sesuatu yang sangat berharga, yakni iman? Bukankah iman lebih berharga daripada hidup? Dari sekian banyak waktu yang anda habiskan untuk bekerja demi hidup anda, tidak dapatkah anda menyisihkan sepersepuluh daripadanya untuk hal-hal yang dapat melindungi iman anda?”

“Saya tidak mengatakan bahawa setiap orang dari anda semua harus menjadi seorang ‘ulama, membaca kitab-kitab yang tebal & menghabiskan waktu sepuluh atau belasan tahun untuk usaha tersebut. Anda tidak perlu membaca kitab yang tebal-tebal untuk menjadi seorang Muslim. Saya hanya menghendaki bahawa setiap orang dari abda menyediakan waktu satu jam saja dari 24 jam yang anda miliki dalam sehari semalam untuk mmpelajari pengetahuan tentang AL-DIN. Itulah waktu paling sedikit yang harus disediakan oleh setiap orang Muslim, baik pemuda, orang dewasa maupun yang sudah lanjut usia.”

PANDANG SISI BLOGGER

Apabila kita menyebut istilah mahasiswa, budaya intelekual sepatutnya begitu sinonim dengan mereka. Mengkaji, mentafsir, member komentar sepatutnya mendarah daging dalam diri insane berhelar mahasiswa. Sekarang semua mahasiswa sudah bermula dengan semester baru, keputusan semester lepas sudah diterima, mendepani semester baru dengan subjek-subjek yang lebih mencabar sepatutnya menjadi ‘keseronokan,’ kerana selain daripada ia satu tanggungjawab, ini ialah peranan kita sebagai jurubicara ummah untuk mencari ‘mutiara-mutiara ilmu’membangunkan masyarakat yang sudah sekian lama diselimuti budaya hedonism dan mistik yang melampau-melampau.

Para pendakwah muda berperanan dalam ‘mengharnonikan dan membersihkan’ pemikiran masyarakat melalui wasilah-wasilah da’wah yang terbentang luas sekarang. Medium penulisan, media baru seperti blog, facebook, myspace, twitter menjadi ‘senjata’ yang paling ampuh untuk mengubah pemikiran masyarakat dasawarsa ini. Fobia terhadap menulis, memberi komentar, dan mengeluarkan hujah-hujah berpandukan wahyu ilahi perlu dikikis kerana itu semua MUSUH KITA. Melakukan muwajahah silmiyyah (berhadapan dengan baik) dengan NAFSU DIRI boleh diumpamakan meletakkan kepala di dalam mulut haiwan buas.

Maka, tidak dapat tidak “perang” perlu diisyhtiharkan terhadapa Syaitan Laktanullah dan kuncu-kuncunya supaya kita tidak diperkudakan mereka. Pemerkasaan di dalam pengetahuan menjadikan kita hampir kepada Allah dan menjadi orang yang bertaqwa. Allah menyebut di dalam kitab-Nya di dalam surah Al-Hujurat : Ayat 13.

“..Sesungguhnya orang yang paling mulia antaramu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu..”

2 comments:

k.ba said...

salam.
kak bersetuju dengan pandangan daing yang melihat sisi peranan mahasiswa. memang itulah yang perlu dilakukan oleh mereka yang bergelar "mahasiswa".mahasiswa perlu ada pandangan tersendiri dalam sesuatu perkara. mahasiswa tak akan menjadi lembu dicucuk hidung tanpa menilai baik dan buruk sesuatu perkara.pesan seorang sahabat, biarlah apa yang dibuat oleh mahasiswa benar2 realistik n mencecah bumi.bukannya diawang-awangan.
kak pegang kata2 seorang tentang mahasiswa "mahasiswa perlu menjadi mahasiswa. duduk,bangunnya menggambarkan dia adalah mahasiswa.perlu belajar menilai mana yang baik mana yang buruk.mahasiswa perlu nuetral dan berpandangan sendiri..itulah apa yang dikatakan mahasiswa"
doakan kita semua akan berubah,mengubah,melakukan perubahan serta cintakan perubahan yang akan datang...

sekadar pandangan yang dangkal..

k.ba said...

seorang pendakwah juga perlu melakukan sesuatu bersesuaian dengan metod dan mad'u yang ada.